Selasa, 30 Oktober 2012

MANUSIA BERTANYA, AL-QUR'AN MENJAWAB

-Manusia bertanya : bolehkah aku frustrasi ?
-AL-QUR'AN menjawab : janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman . ( Ali Imran : 139 )

-Manusia bertanya : kenapa aku diberi ujian seberat ini ?
-AL-QUR'AN menjawab : ALLAH tidak membebani se
seorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ( Al-Baqarah : 286 )

-
Manusia bertanya : kenapa aku tidak diuji saja dengan hal-hal yang baik ?
-AL-QUR'AN menjawab : boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, ALLAH mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui . ( Al-Baqarah : 216 )

-
Manusia bertanya : kenapa aku diuji ?
-AL-QUR'AN menjawab : apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan : " kami telah beriman ", sedang mereka tidak diuji lagi ? ( Al-Ankabuut : 2 )

-Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya ALLAH mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta .( Al-Ankabuut : 3 )

-
Manusia bertanya : bolehkah aku berputus asa ?
-AL-QUR'AN menjawab : Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir . ( Yusuf : 87 )
-Manusia bertanya : bagaimana cara menghadapi ujian hidup ini ?
-AL-QUR'AN menjawab : hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada ALLAH supaya kamu beruntung . ( Ali Imraan : 200 )
-Manusia bertanya : bagaimana menguatkan hatiku ?
-AL-QUR'AN menjawab : cukuplah ALLAH bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. hanya kepada-Nya aku bertawakal . ( At-Taubah : 129 )

-
Manusia bertanya : apa yang kudapat dari semua ujian ini ? ~
-AL-QUR'AN menjawab : sesungguhnya ALLAH telah membeli dari orang-orang mu'min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka . ( At-Taubah : 111 )

~♥~ Maha Benar ALLAH Dengan Segala Firman-NYA ~♥~

Rabu, 24 Oktober 2012

ALLAH MENGABURKAN PEMAHAMAN ORANG ORANG KAFIR


Assalammu'alaikum wr.wb
‘’(6) Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, engkau(Muhammad) beri peringatan atau tidak engkau peringatkan, mereka tidak akan beriman. (7) Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka, penglihatan mereka telah tutup, dan mereka akan mendapat azab yang berat.’’ (QS Al-Baqarah 2:6-7)
Jika orang orang kafir tidak dapat memahami Al-Qur’an, ini merupakan rahasia sangat penting yang dijelaskan dalam Al-Qur’an. Sesungguhnya, ini merupakan rahasia penting karena Al-Qur’an merupakan kitab yang sangat jelas,mudah, dan sederhana. Siapapun yang mau dapat membaca            Al-Qur-an dan mengkaji firman Allah tentang akhlak terpuji yang diridhoi-Nya , keadaan surga dan neraka , dan tentang berbagai rahasia yang juga diketengahkan dalam kitab ini.
Meskipun hukkum-hukum Allah tersebut tidak terbantahkan, sebagian orang tidak mampu memahami Al-Qur’an sekalipun telah sangat jelas .Disamping itu, banyak orang seperti insyinur nuklir,atau professor biologi dapat memahai cababg-cabang sains yang rumit seperti fisika, kimia, atau matematika, mampu mamahami budhisme, hinduisme, shintoisme, materialism, atau komunisme. Anehnya, meraka tidak mampu memahami Al-Qur’an. Orang-orang yang berpegang pada system di luar A-Qur’an yang rumit tersebut bagaimanapun tidak dapat memahami agama Allah yang jelas dan mudah.
Wassalamualaikum wr.wb

Sabtu, 13 Oktober 2012

::Cara Setan Menghilangkan Iman::

Assalamu'alaiakum Warahmatullahi Wabarakatuh


Kisah Cara Setan Menghilangkan Iman Seorang Muslim Kala Sakaratul Maut mungkin sudah banyak yang mengetahuinya.

Dalam Kitab Daqoiqul Akhbar dijelaskan bahwa setan akan menghilangkan iman seorang muslim saat sakaratul maut.
Setan datang dengan membawa air yang disebutnya dapat menghilangkan dahaga.
Namun bila air itu diminum, kala itu juga seorang muslim akan hilang imannya.
Nauzubillah Min Zalik..

Dalam sebuah hadits diceritakan,
"Sesungguhnya setan yang dilaknati Allah mendatangi dan duduk di atas kepala seorang hamba (yang sedang menghadapi sakaratul maut) dan berkata kepadanya, "Tinggalkanlah agama ini dan katakanlah Tuhan ada 2 agar engkau selamat dari kepayahan."

Ketika itu ada kekhawatiran dan ketakutan yang sangat besar, oleh karena itu tetaplah dirimu agar selalu menangis dan tadharru' (merendahkan diri) kepada Allah dan bangun pada tengah malam dengan memperbanyak ruku' dan sujud agar selamat dari siksa Allah SWT."

Pada suatu hari Imam Abu Hanifah pernah ditanya oleh seorang muslim.
"Apakah dosa yang paling besar dapat menghilangkan iman?" tanya muslim itu.
"Meninggalkan syukur atas iman, meninggalkan takut mati dan berbuat zalim terhadap sesama.
Maka orang yang dalam hatinya ada 3 sifat tersebut, biasanya ia keluar dari dunia sebagai orang kafir, kecuali orang yang mendapat keberuntungan," jawab Imam Abu Hanifah.

Rayuan Setan
Di dalam kitab Daqoiqul Akhbar itu disebutkan bahwa hal yang paling dirasakan semua orang adalah ketika saat sakaratul maut.
Rasa haus dan panas yang dialami saat jelang ajal menjemput itu membuat setan memainkan perannya untuk menghilangkan keimanan di hati umat Islam.

Saat itu setan datang dan membawa tempat air dari es dan menggerak-gerakkannya di depan orang yang sakaratul maut.
"Berilah aku air," kata orang mukmin yang lemah imannya.

Setan akan mengulur waktu untuk menjerumuskan orang tersebut dengan memberikan pernyataan yang bisa melenyapkan iman di hati.
"Katakanlah tidak ada yang menciptakan alam, maka engkau akan kuberi air," jawab setan itu.

Jika orang itu beruntung maka dia tidak menjawab.
Kemudian setan datang pada telapak kakinya dan menggerak-gerakkan tempat air.
"Katakanlah Rasulullah SAW pembohong maka engkau akan aku beri air," rayu setan lagi.

Jika orang itu celaka, dia akan menurutinya karena tidak sabar dalam kehausan dan dia akan keluar dari dunia sebagai orang kafir.
Namun jika orang itu beruntung, maka dia akan menolak permintaan setan dan dia memikirkan akibatnya.

Saat-saat Sakaratul Maut
Sebagaimana diceritakan Kisah Abu Zakaria Az-Zahid ketika menghadapi kematian, sahabatnya datang pada waktu dia sedang menghadapi sakaratul maut dan mengajarinya kalimat Thayyibah
"Laa ilaaha Illallaah Muhammadur Rasulullah."

Akan tetapi dia memalingkan wajahnya dan tidak mau mengucapkannya.
Maka diulangi untuk yang kedua kalinya, tapi dia tetap memalingkan mukanya dan tidak mau mengucapkannya.
Diulangi untuk ketiga kalinya dan Abu Zakaria berkata, "Aku tidak akan mengucapkannya."

Maka dia pun pingsan di depan teman-temannya.
Setelah Abu Zakaria sadar dari pingsannya yang sesaat dan merasa ringan, dia pun membuka matanya.
"Apakah engkau mengatakan sesuatu kepadaku?" tanya Abu Zakaria kepada teman-temannya.
"Ya, kami mengajarkanmu syahadat tiga kali dan engkau berpaling dua kali dan engkau berkata pada saat yang ketiga bahwa engkau tidak akan mengucapkannya."

"Astaghfirullah...Aku didatangi Iblis yang membawa tempat air dan duduk di kananku sambil merayuku, beruntung aku tidak mengikuti rayuannya shingga setan itu lari," jawab Abu Zakaria.

Tingkat keimanan seseorang sangat menentukan kala menghadapi sakaratul maut.

Detik-detik itulah saat yang menentukan apakah kita akan kuat iman atau sebaliknya kecuali orang yang beruntung.

Dari cerita, kisah di atas mari renungkan kembali tingkat keimanan kita selama ini.

Cara sholat nabi MUHAMMAD SAW


berdiri untuk sholat

Berdiri dengan lurus, kedua belah kaki sama tegak, mengarah kiblat dengan menundukkan pandangan memandang ke tempat sujud dan mengarahkan hujung-hujung jari kaki ke kiblat dengan merenggangkan antara dua kaki(jangan sangat dirapatkan dan jangan sangat dijauhkan.
Takbiratul ihram
Takbiratul ihram ialah mengangkat tangan dan meletakkan tangan dalam solat.
Apabila hendak bertakbiratul ihram, angkatlah kedua belah tangan ke daun telinga sejajar dengan bahu dengan mengarahkan anak-anak kedua tanagn ke kiblat serta mengembangkannya. Sesudah itu ucapkanlah takbiratul ihram: Allaahu Akbar”Allah adalah terbesar dari segala yang besar”.
Setelah selesai ucapan takbir, turunkan tangan dengan perlahan-lahan dan letakkan di atas dada dengan menggenggamkan pergelangan tangan kiri dengan kelingking, jari manis, jari tengah dan ibu jari tangan kanan, serta mengulurkan telunjuk tangan kanan atas tangan kiri itu.
Cara mengangkat tangan ini ada tiga:
1. Mengangkatnya beserta permulaan takbir.
2. Mengangkatnya dengan tidak bertakbir. Sesudah kedua-dua tangan tetap, barulah bertakbir. Sesudah selesai bertakbir barulah tangan diturunkan.
3. Mengangkat tangan beserta permulaan takbir dan selesai mengangkat tangan beserta selesai takbir. Sesudah selesai takbir, barulah tangan diturunkan.
Dari Ibnu Umar r.a. katanya:
“adalah Rasulullah apabila telah berdiri untuk bersolat, beliau mengangkat kedua tangannya, kemudian baru bertakbir.” [Shahih Muslim]
Rasulullah apabila berdiri untuk solat, beliau mengucapkan Allahu Akbar, beliau tidak mengucapkan apa-apa sebelumnya dan tidak pula melafalkan niat. Beliau tidak mengucapkan: usalli-lillahi-kadza-mustaqbilal qiblati-arba’a raka’atin-imama/makmuma-ada’an-qadhaan-fardhal waqti. Kata-kata ini bidaah. Tidak ada seorangpun menukilkan dari Rasulullah s.a.w. baik dengan sanad sahih, daif, musnad atau mursal. Demikian juga tidak dinukilkan dari seorang sahabat. Hal itu juga tidak dipandang baik oleh seseorang Tabi’in dan tidak pula oleh imam empat. Hanya sebahagian ulama mutaakhirin salah memahamkan pendapat As-Syafie yang mengatakan bahawa:
Solat tidak sama dengan puasa. Tiap-tiap orang yang masuk ke dalam solat dengan ucapan zikir.”
Mereka menyangka bahwa yang dimaksudkan dengan zikir ialah melafalkan niat oleh mereka yang hendak bersolat itu. Sebenarnya As-Syafie bermaksud dengan zikir ialah ucapan takbiratul ihram. Beliau juga tidak menyukai susuatu yang tidak pernah dilaksanakan Rasulullah s.a.w. walupun dalam satu solat saja tidak pula dilakukan oleh seorang Khilafa ataupun oleh salah seorang sahabat.
Yang lebih buruk lagi ialah mengulang-ulangi lafal niat hingga terkadang memakan masa satu rakaat solat dan mengganggu orang di sekelilingnya.
Iftitah dalam solat
Raulullah s.a.w.setelah takbiratul ihram, berdiam agak lama tidak terus membaca Al-Fatihah. Di dalam diam itu baginda membaca iftitah.
Tasbih iftitah
Sub-haanakallahumma wa bihamdika wa tabaa rakasmuka wa ta’aala jadduka wa laa ilaaha ghairuka.
“Maha suci Engkau wahai Tuhanku, serta aku memuji-Mu. Sungguh Maha Berbahagia nama Engkau, Maha Tinggi Kebesaran Engkau dan mengaku benar-benar bahawa tidak ada Tuhan selain Engkau.”
[HR Muslim]
Doa iftitah
Allaahumma baa’id baini wa baina kha-thaayaa ya kamaa baa-atta bainal masy-riqi wal maghribi. Allaahumma naqqinii min kha-thaayaa ya kamm yunaqqats tsaubul abya-dhu minaddanasi. Allaahummaghsil nii min kah-thaayaa ya bil wats tsalji wal baradi.
“Wahai Tuhan-ku! Jauhkanlahantaraku dan antara kesalahan-kesalahanku, sebagaimana Engkau telah jauhkan antara Masyriq (tempat terbit matahari) dan dari kesalahan-kesalahanku, sebagaimana orang membersihkan kain putih dari pencemaran.Wahai Tuhan-ku! Basuhkanlah kesalahan-kesalahanku dengan air, dengan salji dan dengan air batu dengan sebersih-bersihnya.”
[HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah r.a.]
Allaahumma rabba jib-riila wa miikaa-iila wa is-raafiila faa-thiras samaawaati wal ar-dhi ‘aalimal ghaibi wasy syahaa dati anta tahkumu baina ‘baadika fiima kaanuu fiihi yakhtalifuuna ihdinii limakh tulifa fiihi minal haqqi bi-idznika fa innaka tahdii man ta-syaa-u ilaa shiraatim mustaqiim.
“Wahai Tuhan-ku! Tuhan dari Jibril, Mikail, dan Israfil, Tuhan yang menjadikan langit dan bumi, Tuhan yang Maha Mengetahui alam yang tiada didapati pancaindera dan alam yang nyata, Engkau yang memberi putusan antara hamba-hamba Engkau, dalam segala rupa hal yang mereka perselisihkan, dengan izin-Mu, kerana sesungguhnya Engkau-lah sendiri yang menunjukkan sesiapa yang Engkau kehendaki kepada jalan yang lurus.”
[HR Muslim, Abu Daud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i dan Ibnu Majah dari Abdur Rahman ibn Auf ra.]
Doa tawajjuh
Wajjahtu waj-hiya lillazii fa-tharas samaawaati wal ar-dha haniifam muslimaw wamaa ana minal musy-rikiin. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil ‘aalamiin. Laa syariika lahuu wa bi-dzaalika umirtu wa ana minal mus-limiin. Allahumma antal maliku laa ilaaha illa anta anta rabbii wa ana ‘abduka zhalamtu nafsii wa’taraftu bi-dzambii faghfir lii dzunuubii jamii’aa. Fa innahuu laa yahdii li ahsanihaa illaa anta wash-rif ‘annii sayyi-ahaa laa yash-rifu ‘annii sayyi-ahaa illa anta, labaika wa sa’daika wal khairu kulluhu fii yadaika, wasy syarru laisa ilaika, ana bika wa ilaika tabaarakta wa ta’aalaita, astaghfiruka wa atuubu ilaika.
“Saya hadapkan diriku kepada Tuhan yang telah menjadikan langit dan bumi, hal keadaanku seorang yang condong benar kepada kebenaran lagi seorang yang menyerahkan diri, tunduk dan patuh, dan sekali-kali aku bukan orang yang mempersekutukan sesuatu dengan Allah .Bahwasanya solatku, ibadatku, hidupku dan matiku adalah untuk Allah , Tuhan yang memelihara alam, tidak ada sekutu bagi-Nya, demikianlah aku diperintahkan Allah, dan adalah aku salah seorang dari orang-orang, yang mula-mula menyerahkan diri, jiwa dan raga untuk Allah (untuk berjihad di jalan-Nya). Wahai Tuhan-ku! Engkaulah Raja yang memerintah! berkuasa! Tidak ada tuahn selain Engkau, Engkau Tuhan-ku dan aku hamba-Mu. Aku telah menzalimkan diriku, aku mengakui dosaku, maka ampunilah segala dosa-dosaku, sesungguhnya tidak ada yang dapat (sanggup) mengampuni dosa-dosaku selain Engkau. Dan tunjukanlah daku kepada sebaik-baik perangai, tidak ada yang dapat (sanggup) menunjukankan daku kepada sebaik-baik perangai, selain Engkau sendiri.Palingkanlah (jauhkanlah) daripadaku pekerti-pekerti yang buruk, tidak ada yang dapat (sanggup) memalingkan daku dari pekerti-pekerti yang buruk itu, selain Engkau sendiri.Aku penuhi seruan Engkau, aku tunduk patuh di bawah perintah Engkau segala rupa kebajikan di tangan Engkau, segala rupa kejahatan tidak ada pada Engkau, Aku dengan Engkau dan kepada Engkau.(saya memperoleh taufiq dengan limpah kurnia Engkau dan memohon perlindungan kepada Engkau.)Maha Berbahagia Engkau dan Maha Tinggi. Aku memohonkan ampun kepada Engkau dan aku bertaubat kepada Engkau.”
[HR Ahmad, Muslim, Ar-Tirmidzi, Abu Daud dari Abu Hurairah ra. dari Nabi s.a.w. (dalam satu lafal: wa ana awwalul muslimin= “dan akulah orang yang mula-mula menyerahkan diri kepada Allah“]
Takbir ifitah
1. Allahu Akbar. Kabiiraw wal hamdu lillaahi ka-tsiiraw wa subhaanallaahi buk-rataw wa a-shiilaa.
“Allah adalah yang paling besar dari segala yang besar, sedang Dia Tuhan yang senantisa besar, segala puji hanya kepunyaan Allah, pujian yang banyak, dan Maha Suci Allah (aku akui kesucian) pada tiap-tiap pagi dan petang.”
[HR Muslim dari Ibnu Umar]
2. Allahu Akbar. Allahu Akbar..Laa ilaaha illaa anta. Sub-haanallaahi wa bihamdihi Sub-haanallaahi wa bihamdihi.
“Allah adalah yang teramat besar, bagi Allah yang teramat besar, tidak ada Tuhan selain Engkau, tidak ada Tuhan selain Engkau!Saya akui kesucian Allah serta dengan memuji-Nya Saya akui kesucian Allah serta dengan memuji-Nya”
[Takbir ini disebutkan dalam Ibnul Qayyim dalam kitab Ash Shalah wa Ahkamu Tarikiha.]
3. Allahu Akbar kabiiraa. Allahu Akbar kabiiraa. Allahu Akbar kabiiraa. Alhamdu lillaahi ka-tsiraa. Alhamdu lillaahi ka-tsiraa. Alhamdu lillaahi ka-tsiraa. Sub-haanallaahi buk-rataw wa a-shiilaa. Sub-haanallaahi buk-rataw wa a-shiilaa. Sub-haanallaahi buk-rataw wa a-shiilaa.A’uu-dzu billaahis samii’il ‘aliimi minasy syai-thaanir rajiimi wa naf-khihi wa nafa-tsihi.
“Allah adalah yang terbesar dari segala yang besar, sedang Dia yang senantiasa Besar. Allah adalah yang terbesar dari segala yang besar, sedang Dia yang senantiasa Besar. Allah adalah yang terbesar dari segala yang besar, sedang Dia yang senantiasa Besar. Segala puji kepunyaan Allah, pujian yang banyak, Segala puji kepunyaan Allah, pujian yang banyak, Segala puji kepunyaan Allah, pujian yang banyak, Saya akui kesucian Allah pada tiap-tiap pagi dan petang, Saya akui kesucian Allah pada tiap-tiap pagi dan petang, Saya akui kesucian Allah pada tiap-tiap pagi dan petang. Wahai Tuhan-ku, saya berlindung kepada Engkau dari setan yang terkutuk, dan gurisan-gurisannya dan tiupan-tiupannya dan hembsan-hembusannya.”
[HR Ahmad, Abu Daud dari ibn Jubair ibn Muth’im dari Nabi s.a.w.]
4. Allaahu akbar, sub-haanallaah, al hamdulilaah, laa ilaaha illaallaah, astaghfirullaah, allaahummaghfir lii war hamnii war zuqnii, alaahumma innii a’uu-dzubika min dhiiqil maqaami yaumal qiyaamah.
“Allah adalah yang terbesar dari segala yang Besar-Aku mengakui kesucian alla. Segala puji kepunyaan Allah. Tidak ada Tuhan yang sebenarnya berhak disembah selain Allah.Wahai Tuhan, ampunilah daku, rahmatilah daku dan rezekikanlah daku. Wahai Tuhan-ku sesungguhnya akau berlindung kepada Engkau dari kesempitan tempat berdiri pada hari kiamat.”
(masing-masing dari takbir, tasbih, tahmid, tahlil, istighfar dan dua rangkaian doa ini dibaca 10 kali)
[HR Abu Daud, An-Nasa’i, Ibnu Majah dari Ashim ibn Humaid dari Aisyah ra. dari Nabi s.a.w.]
Ta’awwudz dalam solat
1. Asta’ii-dzu billaahi minasy syai-thaanir rajiim.
“Saya memohon pertolongan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk”
2. A’uu-dzu billaahi minasy syai-thaanir rajiimi min hamzihi wa nafkhihi wa nafa-tsihi.
“Saya berlindung kepada Allah dari syaitan yang terkutuk, dari goresannya, dari tiupan-tiupannya dan dari hembusan-hembusannya.”
3. A’uu-dzu billaahis samii’il ‘aliim minasy syai-thaanir rajiim.
“Saya berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari syaitan yang kena rejam”
4. Alaahumma innii a’uu-dzubika minasy syai-thaanir rajiimi min hamzihi wa nafkhihi wa nafa-tsihi”
“Wahai Tuhan-ku! Sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari syaitan yang terkutuk, dari gurisannya, dari tiupan-tiupannya dan dari hembusan-hembusannya.”
* Adalah Rasulullah membacanya pada rakaat pertama sahaja
Membaca basmalah dalam solat
Baca dengan merendahkan suara, jangan mengeraskannya.
Bismillaahir rahmaanir rahiim.
“Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Mengasihi”
Membaca Al-Fatihah dalam solat
Alhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin. Arrahmaanir rahiim. Maaliki yaumiddin. Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin. Ihdinash shiraa-thal mustaqiim.. Shiraa-thal la-dziina an’amta ‘alaihim ghairil magh-dhuubi ‘alaihim wa ladh dhaalliin.
“Segala puji hanya kepunyaan Allah, Tuhan yang memelihara segala alam. Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang mempunyai hari pembalasan. Engkaulah yang kami sembah dan kepada Engkaulah kami meohon pertolongan. Ya Allah, tunjuki kami pada jalan yang lurus. Iaitu jalan segala mereka yang telah Engkau beri nikmat. Bukan jalan orang-orang yang dibenci dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat.”
Berta’min dalam solat
Abu Hurairah ra. menerangkan: “bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda : “Apabila imam membaca amin, hendaklah kamu membacanya, kerana seseorang yang bersamaan aminnya dengan amin malaikat, diampunilah dosanya yang telah lalu.” [HR Al-Jamaah]
Panjangkan bacaan aamiin.
[HR Ahmad, Abu Daud, dan At-Tirmidzi]
Membaca surah dalam solat
1. Rasulullah s.a.w. terkadang-kadang membaca surah yang panjang, terkadang yang sederhana, terkadang yang pendek apabila dikehendaki oleh keadaan.
2. Rasulullah s.a.w. sentiasa membaca surah pada awalnya, tidak memulai dari pertengahan atau akhirnya.
3. Rasullulah s.a.w. pernah membaca surah Al A’raf di solat maghrib, sebahagian di rakaat pertama dan sebahagian di rakaat kedua.
4. Rasullulah s.a.w. pernah membaca Surah al-Zalzalah di kedua-dua rakaat solat Subuh.
5. Rasullulah s.a.w. pernah membaca dua-dua surat dari surah Al Mufashshal di satu-satu rakaat.
6. Rasullulah s.a.w. memanjangkan bacaan surat di solat Subuh.
7. Rasullulah s.a.w. memanjangkan bacaan di solat Subuh pada tiap-tiap hari, lebih panjang daripada segala solat fardhu yang lain pada hari itu.
8. Rasullulah s.a.w.pernah membaca dalam solat sir surah yang ada di dalamnya sujud tilawah. Baginda bersujud dan para makmum ikut bersujud.
9. Surah terpendek yang dibaca baginda dalam solat Subuh ialah surah Qaf dan surah-surah yang sepertinya. Lazimnya bacaan baginda 60 hingga 100 ayat pada tiap-tiap rakaat. Pada hari Jumaat Subuh, baginda tetap membaca surah As Sajadah pada rakaat pertama dan surah Ad Dahri/Al Insan.
10. Bacaan pada solat Zohor ialah surah Sajdah atau kira-kira 30 ayat pada tiap-tiap rakaat. Baginda pernah membaca surah Al-A’la dan Al-Lail atau Al-Buruj dan At-Tariq dan surah-surah yang sepertinya. Baginda juga pernah membaca surah Luqman dan Az-Zariyat. Pada suatu masa baginda pernah memanjangkan rakaat solat Zohor yang pertama hingga tidak terdengar suara telapak kaki pun.
11. Rasulullah membaca di solat Jumaat surah Al Jumuah dan Al Munafiqun, ada kala surah Al A’la dan Al Ghasiyah.
12. Rasulullah s.a.w. membaca di solat hari raya ialah Surah Qaaf dan Iqtarabat (Al Qamar) secara lengkap dan ada kala membaca surah Al A’la dan Al Ghasiyah.
13. Rasulullah s.a.w. membaca di solat Asar sekadar 15 ayat pada tiap-tiap rakaat. Tegasnya, sama dengan separuh Zohor jika dipendekkan dan sama dengan Zohor jika dipanjangkan.
14. Rasulullah s.a.w. pernah membaca di solat Maghrib surah Al A’raf, surah Ath Thur, surah Al Mursalat dan surah Ad Dukhan. Riwayat sahih menerangkan bahawa Rasulullah s.a.w. membaca surah Al Kafirun dan Al Ikhlas dalam sunat Maghrib.
15. Rasulullah s.a.w. pernah membaca dalam solat Isya surah Wat tini dan surah Wasy syamsi wa dhuhaaha dan surah-surah sepertinya.
Sesudah membaca surah berhenti sebentar.
Rukuk dalam solat
Angkat tangan seperti takbiratul ihram lalu tunduk untuk rukuk. Letakkan kedua-dua tangan ke atas kedua lutut, dengan merenggangkan anak jari-jari serta renggangkan kedua-dua siku dari rusuk. Datarkan belakang (punggung) atau menyamakan tinggi kepala dengan dataran belakang itu, jangan ditundukkan dan jangan ditinggikan. Pandangan tidak ditujukan ke kaki, tidak ke muka, namun lurus dengan letak kepala.
Bacaan dalam rukuk
1. Sub-haana rabiyal ‘a-zhiimi.
“Maha suci Tuhan-ku yang Maha Besar”
[H.R. Muslim dan Ashhabus Sunan dari Khudzaifah dari Nabi s.a.w.]
Rasulullah s.a.w. membaca 10 kali tasbih ini dan terkadang lebih dari itu. Paling singkat jika ada keperluan sekadar 3 kali.
2. Subbuuhun qudduusur rabbul malaa-ikati war ruuh.
”Tuhan Yang Maha Suci, Tuhan Yang Maha Qudus, Tuhan Yang memelihara Malaikat dan ruh”
[H.R. Muslim dari Aisyah ra.]
3. Sub-haana dzil jabaruuti wal malakuuti wal kib-riyaa-i wal ‘a-zhamati.
” Maha Suci Tuhan yang mempunyai kekerasan, kekuasaan, kebesaran dan kemuliaan.”
[H.R. Ahmad, At-Tirmidzi, An Nasa’i dari Auf ibn Malik ra.]
4. Sub-haanakallaahumma rabbanaa wa bihamdika allaahummaghfir lii.
”Maha Suci Engkau wahai Tuhan-ku, wahai Tuhan kami dan dengan memuji Engkau, Ya Allah, ampunilah segala dosaku.”
[H.R. Ahmad dari Aisyah ra. dari Nabi s.a.w.]
5. Allaahumma laka raka’tu, wa bika aamantu, wa laka aslamtu, wa ‘alaika tawakkaltu, anta rabbii kha-sya’a qalbii wa sam’ii wa ba-sharii wa damii wa lahmii wa azhmii wa ‘a-shabii lillaahi rabbil ‘aalamiin.
” Wahai Tuhan-ku! Untuk Engkau aku rukuk, kepada Engkau aku beriman, kepada Engkau aku menyerahkan diri dan kepada Engkau aku bertawakal, Engkaulah Tuhan-ku. Telah tunduk jiwaku, pendengaranku, penglihatanku, darahku, dagingku, tulangku dan urat nadiku kepada Allah yang memelihara segala alam.”
[H.R. Ahmad, Muslim, Abu Daud dari Ali ra. dari Nabi s.a.w.]
Beriktidal dalam solat
Tegak berdiri lalu mengangkat tangan seperti takbiratul ihram seraya membaca tasmi’:
Sami’allaahu liman hamidah.
“Mudah-mudahan Allah mendengar pujian orang yang memuji-muji-Nya.”
Turunkan tangan dan tegak berdiri membaca puji (tahmid) dan syukur:
1. Rabbanaa lakal hamdu.
“Wahai Tuhan kami, Engkau sendirilah yang memiliki segala rupa puji.”
[H.R. Ahmad,Al Bukhari, Muslim dari Abu Hurairah dari Nabi s.a.w.]
2. Allaahumma rabbanaa lakal hamdu ka-tsiiran thayyiban mubaarakan fiihi.
“Wahai Tuhan-ku, wahai Tuhan kami, kepunyaan Engkaulah segala puji-pujian yang banyak, yang baik, lagi yang diberikan berkat kepadanya.”
[H.R. Ahmad, Al Bukhari dari Rifa’ah ra. dari Nabi s.a.w.]
3. Allaahumma rabbanaa lakal hamdu, mil-as samaawati wa mil-al ardhi wa mil-a maa syi’ta min syai-in ba’du ahluts tsanaa-i wal majdi, ahaqqu maa qaalal ‘abdu wa kullunaa laka ‘abdun, Allaahumma laa maani’a limaa a’thaita wa laa mu’thiya limaa mana’ta wa laa yanfa’u dzal jaddi minkal jaddu.
“Wahai yuhan-ku!wahai Tuhan kami! Dan bagi Engkaulah segala puji, sepenuh langit, sepenuh bumi dan sepenuh yang Engkau kehendaki sesudah itu.Engkaulah yang mempunyai puji dan kebesaran.Itulah yang paling patut menjadi ucapan hamba, semua kai adalah hamba-Mu.Ya Tuhan-ku, tidak ada yang menghalangi pemberian-Mu dan tidak ada yang dapat memberi apa yang Engkau tahankan dan tidak dapat kesungguhan manfaat kepada orang yang bersungguh-sungguh kerana dari Engkaulah segala keberuntungan dan segala kebahagiaan.”
[H.R. Muslim, Ahmad, Abu Daud dari Said Al Khudri dari Nabi s.a.w.]
4. Allaahumma thahhirnii bits tsalji wal baradi wal maa-il baaridi.alaahumma thahhirnii minadz dzunuubi wal khathaayaa kamaa yunaqqats tsaubul ab-ya-dhu minal wasa-khi.
“Ya Allah, sucikanlah daku dengan air beku, air batu, dan air dingin.Ya Tuhan-ku, sucikanlah daku dari segala dosa dan kesalahan, sebagaimana dibersihkan kain putih dari kotoran.”
[H.R. Ahmad, Muslim dari Abdullah ibn Abi Aura ra. dari Nabi s.a.w.]
5. Lirabbiyal hamdu lirabbiyal hamdu.
“Untuk Tuhan-ku segala puji untuk Tuhan-ku segala macam puji”
[H.R. Abu Daud dari Hudzaifah -baginda mengulangnya sekadar lama rukuk]
Sujud dalam solat
Bertakbir untuk turun sujud dengan meletakkan lutut sebelum tangan. Diantara kedua-dua tangan letakkan dahi ke tempat sujud (jarakkan sedikit). Boleh juga kepala bersetentang dengan bahu atau daun telinga. Dahi,hidung, kedua-dua telapak tangan, kedua-dua lutut dan kedua-dua hujung jari-jari kaki. Muka (dahi dan hidung) dirapatkan ke tempat sujud dan hujung jari tangan dan kaki dihadapkan ke arah kiblat, dan hendaklah kedua-dua siku diangkat, dan hendaklah kedua-dua tangan direnggangkan dari lambung sehingga kelihatan putih ketiak, dan hendaklah perut direnggangkan dari paha dan hendaklah kedua-dua paha direnggangkan dari betis.
Sabda Nabi s.a.w.:
“Aku disuruh bersujud atas tujuh anggota: dahi- dan nabi s.a.w. mengisyaratkan juga hidungnya- dan kedua-dua tangan dan kedua-dua lutut dan kedua-dua telapak kaki.
[H.R. Al Bukhari dan Muslim]
Bacaan dalam sujud
1. Sub-haana rabbiyal a’la
“Aku mengakui kesucian Tuhan-ku, Tuhan Yang Maha Tinggi”
[H.R. Ahmad dan Ashabus Sunan dari Hudzaifah]
Baca sekadar 10 kali atu 3 kali jika dikehendaki oleh keadaan.
2. Subbuuhun qudduusur rabbul malaa-ikatiwaw ruuh.
“Tuhan Yang Maha Suci, Tuhan yang Maha Qudus, Tuhan Yang memelihara malaikat dan ruh”
[H.R. Muslim, Uqbah bin Amir, Abu Daud dan Aisyah]
3. Sub-haana dzil jabaruuti wal kibriyaai wal ‘a-zhamati.
“Maha Suci Tuhan yang mempunyai kekerasan, kekuasaan, kebesaran dan kemuliaan”
[H.R. Abu Daud dari Auf ibn Malik Al Asja’i
4. Sub-haanakallahumma rabbana wa bihamdika, Allaahummaghfir lii.
“Maha Engkau wahai Tuhan-ku, wahai Tuhan kami dan dengan memuji Engkau, Ya Tuhan-ku, ampunilah segala dosa-dosaku.”
[H.R. Ahmad, Muslim dari Aisyah ra. dari Nabi s.a.w.]
5. Sub-haanakallahumma rabbana wa bihamdika, Laa ilaaha illa anta.
” Maha Suci Engkau wahai Tuhan-ku, wahai Tuhan kami dan dengan memuji Engkau, tidak ada Tuhan yang disembah selain Engkau.”
[H.R. Muslim dari Aisyah dari Nabi s.a.w.]
Nabi s.a.w. bersabda:
” Banyakkanlah doa di dalam sujud, kerana doa di dalam sujud itu sangat lebih layak diperkenankan.”
[H.R. Ahmad,Muslim dari Abu Hurairah]
Doa dalam sujud semasa solat
1. Allaahummaghfir lii dzambii kulluhu diqqahu wa jallahu wa awwalahu wa aa-khirahu wa ‘alaaniyyatahu wa sirrahu.
“Ya Tuhan-ku, ampunilah segala dosa-dosaku,kecilnya, besarnya, awalnya, akhirnya yang tampak dan yang tersembunyi.”
2. Allaahumma laka ajattu wa bika aamantu wa laka aslamtu sajada wajhiya lilla-dzii khalaqahu wa shawwarahu wa syaqqa sam’ahu wa ba-sharahu tabaarakallaahu ahsanul khaaliqiin.
“Ya Tuhan-ku! Kepada Engkau aku sujud, kepada Engkau aku beriman, kepada Engkau aku menyerahkan diriku.Telah bersujud mukaku-diriku-kepada Tuhan yang menjadikannya yang membentuknya, yang membelah pendengarannya dan penglihatannya, Maha Berbahagialah Allah, Tuhan yang paling baik dari segala yang mentaqdirkan(membuat rancangan pekerjaan)”
[H.R. Muslim dan Abu Daud dari Abu Hurairah ra. dari Nabi s.a.w.]
3. Allaahumma innii a’uudzu bi ri-dhaaka min sa-kha-thika wa bi mu’aafaatika min ‘uquubatika wa a’uu-dzu bika minka laa uh-shii tsanaa-an ‘alaika anta kamaa ats-naita ‘alaa nafsika.
“Ya Tuhan-ku bahwasanya aku berlindung dengan keridhaan Engkau dari segala kemarahan Engkau dan dengan kesukaan Engkau memberi maaf dari siksa Engkau dan aku berlindung dengan engkau-dari Engkau. Aku tidak dapat menghinggakan puji dan sanjung untuk Engkau, sebagaimana Engkau telah memuji dan menyanjung diri Engkau.”
[H.R. Ahmad dan Muslim dari ali ra dari Nabi s.a.w.]
4. Allaahummaghfir lii kha-thii-athii wa jahlii wa is-raafii fii amrii wa maa anta a’lamu bihi minnii.
”Ya Allah! Ampunilah aku dari segala kesalahanku, kebodohanku, ketelanjuranku d keterlaluan dalam segala urusan pekerjaanku, segala apa yang Engkau lebih mengetahui daripadaku.”
[H.R. Muslim dan Ashabus Sunan dari Aisyah dari Nabi s.a.w.]
5. Allaahummaghfir lii jiddii wa hazalii wa kha-tha-ii wa ‘amdii wa kullu dzaalika ‘indii.
“Wahai Tuhan-ku, ampunilah aku terhadap segala pekerjaanku(kesalahanku) yang aku kerjakan sungguh-sungguh, dan segala pekerjaanku(kesalahanku) yang aku kerjakan dengan main-main, dan lagi segala kesalahanku yang aku kerjakan kerana khilaf dan dengan sengaja, semua itu ada padaku.”
[H.R. Al Baihaqi dari Abu Musa]
6. Allaahummaghfir lii maa qaddamtu wa maa akhkhartu wa maa as-rartu wa maa a’lantu anta ilaahii laailaaha illaa anta.
”Ya Allah, ampunilah akan daku tentang segala kesalahanku yang aku telah dahulukan, dan yang aku kemudiankan dan yang aku rahsiakan dan yang aku nyatakan (perlihatkan). Engkaulah Tuhan-ku, tidak ada Tuhan selain dari Engkau.”
[H.R. Al Baihaqi dari Abu Musa]
Duduk antara dua sujud dalam solat
Angkat kepala seraya bertakbir tanpa mengangkat tangan. Bentangkan kaki kiri serta duduk di atasnya. Tegakkan telapak kaki kanan dan mengarahkan anak-anak jarinya ke kiblat. Letakkan tangan kanan atas paha kanan dan tangan kiri atas paha kiri, sedang anak-anak jari diletakkan dengan mengadapkan ke kiblat.
Istighfar dalam duduk antara dua sujud
1. Rabbighfir lii war hamnii waj bujnii wah dinii war zuqni
“Tuhan-ku ampunilah aku dan kasihanilah aku dan tutuplah segala keaibanku dan tunjukilah aku-ke jalan yang lurus-dan berilah aku rezeki.”
[H.R. At-Tirmidzi dari Ibnu Abbas ra. dari Nabi s.a.w.]
2. Rabbighfir lii war hamnii waj bujnii war fa’nii war zuqnii wah dinii wa ‘aafinii.
“Tuhan-ku ampunilah aku dan kasihanilah aku dan tutuplah segala keaibanku dan angkatlah akan kedudukanku, cukupkanlah rezekiku d tunjukilah aku ke jalan yang lurus-dan afiatkanlah aku.”
[H.R. Abu Daud dari Ibnu Abbas ra. ]
3. Rabbighfir lii Rabbighfir lii.
“Tuhan-ku! Ampunilah aku! Ampunilah aku!”
[H.R. An-Nasa’i dan Ibnu Majah dari Hudzaifah ra dari Nabi s.a.w.]
Sujud kedua dalam solat
Setelah duduk sempurna, sujud sekali lagi seperti sujud pertama.
Bangkit ke rakaat kedua dalam solat
Setelah sujud sempurna, bangkit seraya bertakbir dan duduk sejenak(istirahat). Kemudian berdiri dengan bertekan pada lutut (kedua-dua paha) dengan tidak mengangkat tangan.
Setelah tegak berdiri, buatlah seperti rakaat pertama dengan membaca al-Fatihah dan surah yang pendek dari rakaat pertama.
Kemudian rukuk, iktidal, sujud dan duduk antara dua sujud seperti biasa.
Duduk tasyahud pertama
Selepas sujud kedua duduk seperti duduk antara dua sujud(iftirash). Pandangan mata ditujukan kepada hujung telunjuk (isyarat telunjuk).
Bacaan tasyahud (tahiyat)
1. Attahiyyaatu lillaahi wash shalawaatu wath thayyibaat. Assalamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘iba dillaahish shaalihiin. Asyhadu alla ilaaha illallahu wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuuluh.
“Segala kehormatan itu kepunyaan Allah, juga segala ibadat dan segala yang baik-baik. Mudah-mudahan Allah melimpahkan kesejahteraan kepada engkau wahai Nabi, demikian pula rahmat Allah dan berkat-Nya. Mudah-mudahan kesejahteraan itu dicurahkan pula atas kami dan hamba-hamba Allah yang soleh-soleh. Aku mengakui bahawa tidak ada Tuhan yang disembah melainkan Allah. Dan aku akui bahawa Muhammad itu pesuruh-Nya.”
[H.R. Al Bukhari, Muslim dari Ibnu Mas’ud ra. dari Nabi s.a.w.]
Selawat dalam tasyahud
Alaahumma shalli ‘alaa Muhammadin ‘abdika wa rasuulika, kamaa shallaita ‘alaa Ibrahiim, wa baarik ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa aali Muhammad, kamaa baarakta ‘alaa Ibraahiima wa ‘alaa aali Ibraahiim.
“Ya Allah! Sanjungkanlah akan Muhammad, hamba-Mu dan pesuruh-Mu sebagaimana Engkau telah menyanjung Ibrahim. Dan beri berkatlah kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberikan berkat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim.”
[H.R. Muslim,Ahmad dari Abu Mas’ud Al Badri ra.]
Sabda Nabi s.a.w.:
“Apabila kamu duduk di tiap-tiap dua rakaat maka bacalah: Attahiyyaatu lillaahi wash shalawaatu wath thayyibaat. Assalamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullaahi wa baarakaatuh. Assalamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘iba dillaahish shaalihiin. Asyhadu alla ilaaha illallahu wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuuluh. Kemudian hendaklah ia memilih suatu doa yang paling menarik hatinya, lalu ia berdoa memohon kepada Allah (menyeru Allah) dengan doanya itu.”
[H.R. Ahmad]
Allaahumma innii a’uu-dzu bika rabbi min jahdil balaa-i wa darkisy syaqaa-i wa suu-il qadhaa-i wa syamaa-tatil a’daa-i
“Ya Tuhan-ku!Bahwasanya aku berlindung diri kepada Engkau Tuhan-ku dari tekanan bala yang berat menderita nasib celaka, dari nasib buruk dan dari musuh dapat bersenang hati.”
[H.R. Bukhari dan Muslim dari Abu hurairah ra.]
Bangkit ke rakaat ketiga dan keempat dalam solat
Selesai duduk tasyahud pertama, bangun ke rakaat ketiga sambil bertakbir dan bertekan pada lutut atau paha. Sesudah berdiri tegak angkat tangan hingga bahu atau telinga. Baca Al Fatihah saja. Boleh juga baca surah yang pendek.
Kemudian rukuk, iktidal, sujud, duduk antara dua sujud, dan sujud lagi. Jika solat Maghrib, bangun dan duduk tasyahud akhir. Jika rakaat keempat, bangun duduk istirahat (sejenak) dan berdiri tanpa mengangkat tangan dan meletakkan tangan di atas dada. Baca Al Fatihah, kemudian rukuk, iktidal, sujud, duduk antara dua sujud, dan sujud lagi.
Duduk tasyahud akhir dalam solat
Duduk ini untuk Subuh (dua rakaat), Maghrib (tiga rakaat) dan untuk solat empat rakaat setelah bangun dari sujud kedua. Duduk dengan meletakkan punggung atas tempat solat dan masukan kaki kiri ke bawah kaki kanan yang ditegakkan anak-anak jari ke kiblat. Letakkan tangan seperti tasyahud pertama. Jari telunjuk digerakkan terus menerus dalam solat atau berisyarat tanpa menggerakkannya. Setelah membaca tahiyat seperti tasyahud pertama, baca selawat.
Berdoa sebelum salam
1. Allaahumma innii a’uu-dzu bika min ‘a-dzaabil qabri wamin ‘a-dzaa bin naari wa min fitnatil mahyaa wal mamaati wa min fitnatil masiihid dajjaal.
“Ya Allah, bahwasanya aku berlindung kepada Engkau dari azab neraka, dari fitnah hidup dan mati dan dari fitnah perosak yang menghabiskan segala kebajikan.”
[H.R. Muslim dari Abu Hurairah ra dari Nabi s.a.w.]
2. Allaahummaghfir lii maa qaddamtu wa maa akhkhartu wa maa asrartu wa maa a’lantu wa maa as-raftu wa maa anta a’lamu bihii minnii antal muqaddimu wa antal muakhkhiru laa ilaa ha illaa anta.
“Ya Allah! Ampunilah aku terhadap apa yang telah aku dahulukan dan apa yang telah aku akhirkan dan apa yang telah aku rahsiakan dan apa yang aku nyatakan dan apa yang aku boroskan dan apa yang Engkau lebih mengetahui daripadaku,Engkaulah yang mendahulukan, Engkaulah yang menemudiankan, tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Engkau”
[H.R. Muslim dari Ali ra. dari Nabi s.a.w.]
3. Allaahumma innii as-aluka minal khairi kullihi maa ‘alimtu minhu wa maa lam a’alam wa a’uu-dzu bika min syarri kullihi maa ‘alimtu minhu wa maa lama’lam. Allaahumma innii as-aluka minal khairi maa sa-alaka bihi ‘ibaadukash shaalihuun. Wa a’uu-dzu bika min syarri masta’aa-dzaka minhu ‘ibaadukash shaalihuun. Rabbanaa aa-tinaa fid dun-ya hasanataw wa qinaa ‘a-dzaaban naar.
“Ya Tuhan-ku, bahwasanya aku memohon kepada Engkau dari semua kebajikan apa yang telah aku ketahui dan apa yang belum aku ketahui. Ya Allah, bahwasanya aku memohon kepada Engkau dari sebaik-baik apa yang telah dimohonkan oleh hamba-hamba-Mu yang soleh-solah, dan aku berlindung kepada Engkau dari kejahatan-kejahatan yang telah diminta perlindungan daripadanya kepada Engkau oleh hamba-hamba Engkau yang soleh-soleh. Wahai Tuhan kami, berilah kepada kami kebajikan di dunia dan kebajikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.”
[H.R. Ibnu Abi Syaibah dan Said ibn Manshur dari Umar ibn Said ra. dari Nabi s.a.w.]
4. Allaahumma innii a’uu-dzu bika minal ma’tsami wal maghrami
“Ya Allah, bahwasanya aku berlindung kepada Engkau dari dosa dan dari yang memberatkan.”
[H.R. Muslim dari kitab Al Adzkar: 170]
5. Allaahumma innii ‘alaa dzik-rika wa syuk-rika wa husni ‘ibaadatika.
“Ya Allah, tolonglah aku untuk menyebut-Mu dan mensyukuri-Mu dan elok peribadatanku kepada-Mu.”
[H.R. Ahmad,Abu Daud dari Mu’adz ibn Jabal ra. dari Nabi s.a.w.]
Rasulullah s.a.w. pernah menyuruh Abu Bakar ra. membaca:
6. Allaahumma innii zhalamtu nafsii zhulman ka-ysiran kabiiran, wa laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta faghfir lii maghfiratan ‘indika war hamnii innaka antal ghafuurur rahiim.
“Wahai Tuhan-ku, bahwasanya aku telah menganiaya diriku, aniaya yang banyak lagi besar.Tidak ada yang sanggup mengampunkan dosa melainkan Engkau, maka ampunilah aku dengan ampunan dari sisi-Mu dan rahmatilah(kasihanilah) aku, bahwasanya Engkau-lah Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Doa ini diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar ra. dari Abu Bakar ra. dari Nabi s.a.w.:
7. Allaahumma inni as-alukats tsabaa-ta fil amri. Wal ‘azii-mata ‘alar rusydi . Wa as-aluka syukra ni’mataka, wa husna ‘ibaadatika, wa as-aluka qalban saliiman wa lisaanan shaadiqan wa as-aluka min khairi maa ta’lam. Wa a’uu-dzu bika min syarri maa ta’lam. Wa astaghfiruka mimmaa ta’lam.
“Ya Allah, bahwasanya aku memohon kepada Engkau kemantapan dalam segala urusan dan kekuatan hati atas jalan yang benar.Aku memohon kepada-Mu; mensyukuri nikmat-Mu dan kebagusan ibadat kepada-Mu. Aku memohon kepada-Mu jiwa yang sejahtera dan lidah yang benar dan aku memohon kepada-Mu sebaik-baik apa yang Engkau ketahui, dan aku berlindung dengan Engkau dari segala kejahatan yang Engkau ketahui dan aku memohon kepada-Mu, ampunan bagi segala dosa yang Engkau ketahui.”
[sunting] Bersalam sesudah solat
Palingkan muka ke kanan dan ke kiri dan menyebut lafal salam:
1. Assalaamu’alaikum wa rahmatullaah.
“Mudah-mudahan Allah mencurahkan kesejahteraan atas diriu demikian pula rahmat-Nya.”
[H.R. Al-Bukhari, Muslim, An-Nasa’i, At-Tirmidzi]
2. Assalaamu’alaikum wa rahmatullaahi wabarakatuh

[H.R Abu Daud]

Kisah Nabi Adam as dan Siti Hawa


Ketika Nabi Adam as. telah diciptakan Allah SWT, ia melihat ke atas dan ke bawah, maka baginda tidak melihat seorang pun dari jenisnya untuk dijadikan sahabat di dalam kesunyian. Seperti diungkapkan bahawa burung terbang bersama jenisnya maka ia pun merasa sunyi dan rindu kepada jenisnya.
Pada waktu itu ia sedang duduk, tiba tiba ia merasa sangat mengantuk dan akhirnya tertidur. Ketika itu Allah memerintahkan kepada Malaikat Jibril as. agar mengeluarkan tulang rusuk kirinya, sedangkan Nabi Adam as. tidak merasakan kesakitannya. Kemudian Allah menciptakan dari tulang rusuk kiri Adam itu seorang wanita, yang diberi nama dengan Hawa.
Segala kecantikan, dan keindahan diletakkan oleh Allah SWT kepada Siti Hawa hingga pada hari kiamat. Begitu juga segala kesucian dan budi pekerti diletakkan pada Siti Hawa. Sedangkan kerinduan, kecintaan dan kasih sayang diletakkan di dalam hati Adam as. Sehingga Siti Hawa menjadi seorang wanita yang paling cantik di seluruh langit dan bumi, sedangkan Adam as. menjadi seorang lelaki yang paling tinggi rasa cintanya di seluruh langit dan bumi.
Kemudian Allah SWT memakaikan kepada Siti Hawa tujuh puluh macam perhiasan Syurga, dan diberinya pula sebuah mahkota, akhirnya didudukkan diatas singgahsana dari emas.
Setelah itu Allah SWT membangungkan Adam as. dari tidurnya, sambil dilihatkan Siti Hawa kepadanya. Adam as. bertanya: “Siapakah Engkau? Siti Hawa menjawab” Aku diciptakan Allah untuk dirimu. Adam berkata: Dekatlah engkau kepadaku. Siti Hawa menjawab: Sebaiknya engkaulah yang mendekati aku.” Adam lalu berdiri dan pergi menemui Siti Hawa. Semenjak itulah menjadi kebiasan bagi umat manusia sebagai keturunan Adam. pihak lelaki menemui atau meminang wanita.
Di saat Adam as. mendekati Siti Hawa, beliau ingin memegang Siti Hawa, tiba tiba terdengar suara: “Wahai Adam, bersabarlah!, sebab pergaulanmu dengan Hawa tidak dihalalkan kecuali dengan mahar dan nikah.” Kemudian Allah SWT memerintahkan kepada seluruh penghuni Syurga, menghiasi Syurga dengan seindah indahnya. Setelah itu Allah memerintahkan kepada semua Malaikat di langit berkumpul di bawah pohon bernama Thuubaa. Semua malaikat pun berkumpul di sana.
Kemudian Allah berkhutbah: “Alhamdulillah pujian untuk-Ku, dan keagungan adalah selimut-Ku, kesombongan adalah selendang-Ku, seluruh makhluk adalah hamba hamba-Ku. Aku menjadikan malaikat malaikat dan penghuni langit-Ku sebagai saksi. Aku kahwinkan Hawa dengan Adam dengan mas kahwin dan tasbih serta tahlil atas-Ku.”
Kemudian pelayan pelayan Syurga dan para malaikat menaburkan mutiara dan delima, lalu Siti Hawa mereka serahkan kepada Adam as. Siti Hawa meminta maskahwinnya daripada Adam. Maka Adam as. berkata: “Ya Allah apakah yang harus aku berikan kepadanya, emas, perak atau permata? Allah berfirman: Bukan Wahai Adam as.”
Adam bertanya lagi: “Apakah aku harus berpuasa, solat atau mengucapkan tasbih untuk-Mu? Allah berfirman: Bukan wahai Adam. Adam bertanya lagi: Ya Allah, apakah yang harus aku lakukan? Allah berfirman: Mas kahwin Siti Hawa iaitu engkau membaca selawat sepuluh kali untuk Nabi dan kekasih-Ku Muhammad penghulu seluruh Rasul.”
Allah SWT berfirman kepada Adam as.: “Berilah selawat kepada Muhammad supaya Aku halalkan Hawa bagimu. Kepada umat Muhammad Allah berfirman: “Shollu Alaihi Wasallimu’ berilah selawat dan salam untuknya. Berilah selawat kepada Muhammad, agar Aku haramkan neraka bagi kamu, dan berilah salam kepadanya, agar Aku halalkan Syurga untuk kamu.”

Rabu, 10 Oktober 2012

KEUTAMAAN MEMBACA AL-QUR'AN

 Assalamualaikum.wr.wb

Dari Abu Musa Al-Asy`arit berkata, Rasulullah bersabda: "Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al Qur`an bagaikan buah limau baunya harum dan rasanya lezat. Dan perumpamaan orang mukmin yang tidak maembaca Al Qur`an bagaikan kurma, rasanya lezat dan tidak berbau. Dan perumpamaan orang munafik yang membaca Al Qur`an bagaikan buah raihanah yang baunya harum dan rasanya pahit, dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al Qur`an bagaikan buah hanzholah tidak berbau dan rasanya pahit." Muttafaqun `Alaihi.

Merupakan suatu kewajiban bagi seorang muslim untuk selalu berinteraksi aktif dengan Al Qur`an, dan menjadikannya sebagai sumber inspirasi, berpikir dan bertindak. Membaca Al Qur`an merupakan langkah pertama dalam berinteraksi dengannya, dan untuk mengairahkan serta menghidupkan kembali kegairahan kita dalam membaca Al Qur`an, kami sampaikan beberapa keutamaan membaca Al Qur`an sebagai berikut :

1. Manusia yang terbaik.
Dari `Utsman bin `Affan, dari Nabi bersabda : "Sebaik-baik kalian yaitu orang yang mempelajari Al Qur`an dan mengajarkannya." H.R. Bukhari.

2. Dikumpulkan bersama para Malaikat.
Dari `Aisyah Radhiyallahu `Anha berkata, Rasulullah bersabda : "Orang yang membaca Al Qur`an dan ia mahir dalam membacanya maka ia akan dikumpulkan bersama para Malaikat yang mulia lagi berbakti. Sedangkan orang yang membaca Al Qur`an dan ia masih terbata-bata dan merasa berat (belum fasih) dalam membacanya, maka ia akan mendapat dua ganjaran." Muttafaqun `Alaihi.

3. Sebagai syafa`at di Hari Kiamat.
Dari Abu Umamah Al Bahili t berkata, saya telah mendengar Rasulullah bersabda : "Bacalah Al Qur`an !, maka sesungguhnya ia akan datang pada Hari Kiamat sebagai syafaat bagi ahlinya (yaitu orang yang membaca, mempelajari dan mengamalkannya)." H.R. Muslim.

4. Kenikmatan tiada tara
Dari Ibnu `Umar t, dari Nabi bersabda : "Tidak boleh seorang menginginkan apa yang dimiliki orang lain kecuali dalam dua hal; (Pertama) seorang yang diberi oleh Allah kepandaian tentang Al Qur`an maka dia mengimplementasikan (melaksanakan)nya sepanjang hari dan malam. Dan seorang yang diberi oleh Allah kekayaan harta maka dia infakkan sepanjang hari dan malam." Muttafaqun `Alaihi.

5. Ladang pahala.
Dari Abdullah bin Mas`ud t berkata, Rasulullah e : "Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al Qur`an) maka baginya satu kebaikan. Dan satu kebaikan akan dilipat gandakan dengan sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan "Alif lam mim" itu satu huruf, tetapi "Alif" itu satu huruf, "Lam" itu satu huruf dan "Mim" itu satu huruf." H.R. At Tirmidzi dan berkata : "Hadits hasan shahih".

6. Kedua orang tuanya mendapatkan mahkota surga
Dari Muadz bin Anas t, bahwa Rasulullah e bersabda : "Barangsiapa yang membaca Al Qur`an dan mengamalkan apa yang terdapat di dalamnya, Allah akan mengenakan mahkota kepada kedua orangtuanya pada Hari Kiamat kelak. (Dimana) cahayanya lebih terang dari pada cahaya matahari di dunia. Maka kamu tidak akan menduga bahwa ganjaran itu disebabkan dengan amalan yang seperti ini. " H.R. Abu Daud.


Wassalamualaikum wr.wb